Bukan Untukku . . .

Selasa, 17 Maret 2015

Sedih bila menyayangi seseorang tapi tidak bisa memilikinya, namun melihatnya bahagia dengan orang lain itulah cinta. Terkadang benar kata orang bahwa mencintai tidak harus memiliki. Merelakan bukan berarti kehilangan. Cinta akan datang pada waktu yang tepat, mungkin bukan saat ini tapi nanti.
Hanya sang Maha Pencipta yang mengetahuinya, kita sebagai hambanya hanyalah terus berdoa, usaha, dan ikhtiar . Inilah kisahku dengan seorang yang kusayang namun tak pernah bisa kumiliki dia karena dia memang tercipta bukan untukku tapi untuk orang lain . .  .

Sabtu malam di supermarket ...
Hemm, beginilah nasib jadi anak kost-an, semuanya serba sendiri dilakukan. Namaku Andry, aku seorang mahasiswa dan juga seorang karyawan di salah satu Perusahaan Swasta. "Begini nasib, jadi bujangan kemana mana ......" Lagu yang diputar di supermarket itu kaya nyindir gue banget ya. Tau karena gue yang belanja kali ya, jadi diputer lagu itu. Nasib jomblo bukan gue yang mau, namun gue emang belum mau berkomitmen karena takut sakit hati. Mungkin gue terlalu cupu untuk mengakui hal itu tapi itu kennyataannya sih. Gue emang seorang "Single" bukan "Jomblo". Walaupun ya beda tipislah antara kedua kata itu.

Gue ga pernah percaya akan namanya cinta sejati, cinta pada pandangan pertama, dan cerita yang berbau cinta. Dan film - film dimana seorang majikan bisa jatuh cinta sama pembantunya sendiri. Hello (?) itu emang cuma ada di film kayanya. Kalau di dunia nyata mah ga pernah ada tuh yang kaya gitu, yang ada 1 berbanding seribu.

Sendirian dorong troli, mengitari supermarket buat belanja kebutuhan sehari - hari di kost-an yang merupakan rutinitas gue setiap sebulan sekali. Ya itung - itung buat anak kost itu hal yang dituntut untuk kehidupan hemat haha ...
Ku ambil sampo, sabun, pasta gigi, baju dalam, sabun colek, dan snack ringan buat di kulkas, tak lupa beli sayuran dan lauk pauk yang bisa aku buat sendiri. Ya, walaupun aku anak kost-an tapi gini - gini gue higienis dan masak sendiri. Ya, walaupun terkadang snack kecil - kecilan tetep gue beli buat ngisi waktu kosong gue di rumah.

Seraya mendorong troli sambil menikmati lagu yang diputar di Supermarket, tiba - tiba gue lihat ada susu yang gue suka, yah yaudah deh ketika gue mau ambil itu susu ternyata ada seorang wanita yang tepat berdiri di samping gue mau ngambil itu susu yang udah gue ambil. Alhasil tangan gue dan dia pun bersentuhan, Jrengg jrenggg .... Deg - deg'an sih tapi ...
"Maaf mas, ini punya saya" kata wanita itu . "Enak aja mba ini, orang saya yang megang duluan kenapa mba yang ambil" kata gue sembari emosi. Karena udah kecapean muter - muter kali ya, tiba - tiba bawaan emosi. "Dimana - mana Ladies First donk mas" kata mba itu. "Kok mba yang ngatur sih, emangnya ini toko punya nenek moyangnya mba apa?" kata gue. "Kok masnya nyolot ya ? kan saya ngomong baik - baik" kata mba itu. "Gue ga mau ngalah lah secara masih ada susu yang lain kenapa ga ambil yang lain aja coba"  pikir gue. Tiba - tiba pelayan toko datang "Maaf, kalo mas dan mba ini mau berantem silakan diluar jangan disini, banyak orang yang terganggu karena kalian berantem" Sambil sedikit emosi si pelayan toko.

Ketika sampai di kasir . . .
"Maaf mas, kartunya ada yang lain ga? kayanya yang ini ga bisa" kata kasir. "Ah, serius mba, coba cek lagi, mungkin ada yang salah" kata gue. "Ga bisa mas, pake cash aja mas kalo ada, ini kartunya saya kembalikan " kata kasir. Seketika gue sempet lupa, "aduh kok bodoh banget ya gue, ini kartu kan isinya abis, yang satu ada di tas lagi , aduhhh kenapa gue ga bawa sih " pikir gue. "Tuhkan, kartu ga ada isinya aja masih di bawa, kalo ga bisa bayar ga usah belanja mas. Ga liat apa banyak yang ngantri nih" ada seorang cewe yang nyeletuk ... Pas gue tengok, Wah ini cewek reseh ya, setelah gue sadari ini cewek yang ngajak ribut tadi ternyata. Rasanya malu, gondok, sebel dan rasanya mau nelen bulet - bulet tuh cewek yang tadi. Akhirnya gue korek - korek dompet, kanton celana, kantong jaket, dan kantong kemeja. Walhasil nemu duit sih tapi cuma beberapa Ratus Ribu doank, karena gue jarang bawa cash. Dan biasanya gue ga pernah lupa bawa kartu Debet gue. Gue kumpulin semua dan akhirnya cuma beberapa item barang doank yang gue beli karena duit gue ga cukup. Sedih rasanya tapi bercampur malu juga. Ini semua gara - gara cewek reseh tadi nih.

Diparkiran . . . .
"Woy, buruan donk maju motornya... lu kira ini parkiran engkong lu apa ya?" kata gue. Gara - gara di supermarket tadi bawaan gue jadi emosi gini. "Sabar dikit donk mas, kalo mau cepet lu terbang aja" kata seorang cewek. Pas dia nengok... "Ah apes banget gue ketemu lu, ga didalem diluar ketemu hawanya ngajak berantem mulu" kata gue pada itu mba reseh.
"Gue harap, gue gak akan pernah ketemu sama cowok kere dan oneng kaya lu"kata mba itu sambil pergi dari parkiran. "Wah reseh tu mba - mba, belom kenal siapa gue kali ya" dalem benak gue.

Sampainya di kost-an ternyata ada temen gue alias sohib gue si Iqbal, "Woy bro, lama amat lu ke supermarket. Ampe kering gue nungguin lu di depan rumah gini" kata Iqbal. "Ini semua gara - gara cewek reseh yang gue temuin tadi, dari susu kesukaan gue ga jadi dibeli, ga bawa duit cash karna kartu Deber gue ketinggalan, Diparkiran lama, ah bikin emosi jiwa dah ama cewek itu."kata gue nerangin ke Iqbal kenapa gue lama di Supermarket.
"Emang itu cewek siapa sih ? Jangan emosian gitu, ntar yang ada lu malah jatuh cinta ama dia"Iqbal berkata. "Oiya tumben lu kesini ?" tanya gue Iqbal soalnya dia kalo mau maen ke kost-an suka kasih kabar duluan, lah ini tiba - tiba udah sampe di rumah aja. "Iya gue mau curhat sama lu, gue mau tunangan sama cewek gue, insya allah tahun depan nikahnya" kata Iqbal menceritakan maksud kedatangannya. "Temen gue yang satu ini mau tunangan ama sapa?" ledek gue ke Iqbal . "Sial lu, lu kira gue kaya lu ga mau punya pacar. Gue tunangan ama pacar gue lah."kata Iqbal. Selama ini gue ga pernah tau pacar Iqbal siapa, karena ceweknya itu beda kota dan mereka "Long Distance Relationship atau kata orang mah LDR". "Selamat deh semoga sukses ya tunangannya" kata gue. Dan Iqbal pun menceritakan banyak hal hingga malam dia nemenin gue di kost-an. Sampai akhirnya dia pulang karena besok harus kerja pagi.

Keesokan harinya di Transjakarta . . . .
Karena terburu - buru dan udah kesiangan pula jadi gue ga sadar kalau dompet gue jatuh. Tiba - tiba ..
"Wooiii, berhenti ini dompetnya jatuh" kata seseorang, namun karena samar - samar jadi gue tetep melaju untuk naik Transjakarta. Sesampainya di dalem gue ngerogoh kantong, "Ya Ampun, dompet gue hilang" gue sedih . Gue cari di tas ternyata tetep ga ada. Dan akhirnya gue pun sampai di Tempat transit dan langsung jalan terus tanpa memperdulikan kalu dari tadi tuh ada orang yang manggilin gue di belakang.

"Mas, mas kok budek sih dari tadi saya panggilin sampe - sampe saya ikutan naik Transjakarta juga karena nguber - nguber mas ini" kata cewek. "Eh mba kan, mba yang nyolotin kemarin"kata gue. "Kok lu gitu sih, gue kan berbaik hati nolongin lu biar dompet lu balik. Gitu ceritanya gue diemin aja tadi. Gue buang dikali" kata cewek itu emosi. "Maaf deh mba, tapi makasih ya"kata gue pelan soalnya malu juga udah ngatain mba tadi seenaknya. "Jadi cowok tuh dijaga ya omongannya"kata mba tadi.

"Nama saya Andry, saya minta maaf setulus hati kalau sudah menyakiti hati mba yang baik hati ini"kata gue seraya mohon maaf ke dia. "Gue Dinda," kata dia ketus. Kayanya gue pernah liat cewek ini tapi dimana ya ? Yasudahlah lupakan saja, Toh gue juga baru ketemu ini cewek kemaren.
Lama kelamaan kalo dilihat cewek ini manis juga, tapi sayang jutek banget. Lalu aku pun berjanji untuk mentraktir dinda karena sudah menemukan dompetku. Aku dan Dinda saling bertukar nomer telepon dan janjian di suatu tempat karena aku punya hutang untuk mentraktirnya. Ternyata dia orang yang sangat baik hati dan juga supel. Jauh dari seorang cewek reseh yang selama ini aku bayangkan.

Akhirnya, gue dan Dinda jadi temenan, dari cerita pendek sampe cerita yang panjang lebar . Tanpa disadari Aku merasakan ada getaran - getaran cinta bergemuruh dihatiku setelah lama aku mengenal Dinda  ...

Hari demi hari kulalui bersama Dinda, wanita yang baru saja kukenal, sepertinya aku mulai menyukainya..... Sudah beberapa detik, hari, dan bahkan bulan ku lalui bersama Dinda, ku coba ungkapkan rasaku kepadanya, namun ternyata Dia tidak menjawab pernyataan cinta dariku. Aku tak tahu kenapa dia diam seribu bahasa. Dan setelah aku mengatakan aku menyukainya dia semakin jauh dariku, apa ada yang salah dari ku, aku pun tak tahu.

Hari pernikahan sahabatku Si Iqbal sebentar lagi, Iqbal pun mengantarkan undangannya ke kost-anku. Aku pun berjanji untuk menghadiri acara pernikahannya...
Hari pernikahan Iqbal pun datang, Aku pun terkejut bukan kepalang karena yang jadi mempelai wanita Iqbal adalah Dinda, seorang wanita yang ku cintai. Hancur hatiku melihatnya, namun aku tidak ingin menampakkan rasa kecewaku di hadapan sahabtku sendiri Iqbal.

"Maaf kan aku Andry, selama ini aku menyembunyikan ini semua, karena aku tak ingin melihatmu terluka" kata seorang wanita menghampiriku ketika aku sedang berada diluar. "Kenapa kau tak jujur Dinda, kalu kau adalah kekasih sahabatku sendiri" serayaku kecewa.

"Maafkan aku Andry, hanya itu yang bisa aku katakan" kata dinda.

"Sekarang kau telah menjadi miliknya, bahagialah kau bersamanya, karena aku akan bahagia melihat wanita yang kucinta bahagia bersama pilihannya" kataku sembari pergi meninggalkan Dinda.

Selamat tinggal Dinda, semoga kau bahagia bersamanya ...

Ini cerita pendek ku, mana cerita mu , see you . . .
Created by Eppi  \\(^0^)//




Tidak ada komentar:

Posting Komentar